Rabu, 06 April 2011

BERINTERNET SECARA SEHAT

Sebelumnya maaf kalau terlalu panjang hahaha :P
Kalau dahulu kita mengenal pepatah "dunia tak selebar daun kelor", sekarang pepatah itu selayaknya berganti "dunia saat ini selebar daun kelor". Cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia dengan menggunakan internet, seolah-olah membuat bumi ini menjadi sempit. Perkembangan teknologi ini cukup pesat, bahkan sudah menjadi tuntutan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat.

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pasim Bandung, Doddy Sholahudin mengatakan, ungkapan itu saat menggambarkan besarnya efek dari perkembangan teknologi informasi. Mengetahui informasi dari belahan dunia lain, sudah tidak menjadi hambatan lagi. Bahkan, informasi tersebut bisa didapatkan dalam hitungan detik. Kemajuan teknologi ini juga tentu menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia, dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan gaya hidup ini sangat berpengaruh, terutama di kalangan kaum muda.

Jika dulu kita melihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku pelajaran atau alat tulis, kini ada satu bawaan "wajib" mereka yaitu telefon genggam. Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan telefon genggam tersebut alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja sekarang telefon genggam merupakan sarana gaul yang mutlak dimiliki. Bahkan, semakin bagus telefon genggam, semakin merasa gaul dan percaya diri mereka.

Namun, ada lagi yang kemajuan teknologi yang membawa dampak besar terhadap gaya hidup saat ini yaitu internet. Secara psikologis, salah satu pengaruh buruk internet akan terjadi, bila digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang yang tidak sadar bahwa ia lama-kelamaan menutup diri terhadap komunikasi sosial. Hal itu bisa dikarenakan terlalu asik ngebrowse atau internet dipakai sebagai pelarian dari masalah-masalah, yang berhubungan dengan kepribadiannya. Hal itu dapat terjadi, karena ada inidividu yang menampilkan kepribadian yang berbeda pada saat online dengan offline.

Psikolog dan pengarang buku, Michelle Weil memberikan contoh konkret mengenai seorang gadis yang dijauhi teman-temannya, lalu kemudian menghabiskan waktu untuk mojok melakukan chatting dengan menampilkan karakter yang sangat kontradiktif dengan aslinya. Hal itu mengakibatkan ia semakin jauh dengan kenyataan sosial yang ada, bahkan tidak bisa menerima diri apa adanya.

"Misalnya saja dalam jaringan sosial Facebook, kita bisa dengan mudah menghapus orang yang kita tidak sukai atau setiap terjadi kesalahan dengan mudah, tetapi tidak di dunia nyata. Di dunia nyata orang harus menerima konsekuensi dan dituntut bertanggung jawab dari apa yang dia lakukan," ujarnya.

Menurut pakar psikoanalisa Erich Fromm, kondisi demikian dinamakan neurosis. Kondisi neurosis yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan jiwa yang serius. Bahaya latennya adalah terbentuknya kepribadian online yang berbeda dengan yang asli.

Beranjak lebih jauh, ada hal yang tidak bisa disangkal mengenai keberadaan internet, yaitu semakin mudahnya mengakses materi pornografi. Doddy mengatakan, situs-situs porno masuk sebagai Top 10 Website, yang paling bayak dikunjungi di Indonesia. Dengan melihat jumlah pengakses situs-situs porno di internet yang cenderung meningkat dari hari ke hari, maka perlu diwaspadai dampak penggunaan internet tersebut terhadap kesehatan mental dan interpersonal pengguna internet itu.

Menurut Doddy, dilihat dari sudut pandang psikologi, diperlukan kemampuan individu yang bisa membangun sikap kritis dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi ini. Dia mengatakan, meningkatkan kemampuan untuk belajar memilih, yaitu kemampuan mana yang bermanfaat atau tidak. Selain itu, individu juga perlu dibentuk sikap yang bertanggung jawab yaitu yang bisa melakukan berbagai hal menurut keinginan mereka, tetapi menerima segala konsekuensinya.

Untuk itu, Doddy menjelaskan beberapa tips yang bisa digunakan orang tua agar bisa sehat menggunakan internet. Pertama, buat aturan main sebagai pedoman anak-anak dalam mengakses dunia maya. Kedua, orang tua harus melek internet sehingga tahu cara menggunakan internet secara sehat. "Orang tua tidak perlu menjadi ahli internet, tetapi cukup tahu informasi-informasi yang penting, sehingga bisa membimbing dan mengawasi. Selain itu, Doddy juga menyarankan agar internet bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai sumber informasi yang positif bagi keluarga. "Apalagi saat ini banyak situs-situs mendidik, yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar," ujarnya.

Tidak hanya kesehatan jiwa, pengaruh internet juga bisa berakibat pada mata. Spesialis mata dari Cicendo, Andhika Prahasta mengatakan, secara umum sebaiknya tidak menggunakan komputer dalam jangka waktu lebih dari enam jam. Dia mengatakan, saat ini semakin banyak dijumpai keluhan masyarakat dalam menggunakan internet. "Mata menjadi berair, bila dibiarkan bisa menyebabkan mata minus," ujarnya.

Untuk itu, Andhika menyarankan agar penggunaan internet tidak lebih dari enam jam. Pengguna komputer juga disarankan untuk beristirahat selama 10 menit, apabila sudah menggunakan internet selama satu jam. Selain itu, dia juga menyarankan agar meluruskan posisi duduk antara mata dengan komputer. Sementara untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, pengguna komputer juga disarankan untuk menghindari sinar yang menyorot layar komputer dari belakang. "Sinar yang menyorot layar komputer, akan menimbulkan efek negatif yang adapat merusak mata," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar